LAPORAN
HASIL PENGAMATAN PENGELOLAAN KELAS
Nama : DEVI RINTA SARI
Kelas : TI.B
NIM :
210911071
Prodi/Jurusan : Tadris Bahasa Inggris
A. Latar Belakang
Sekolah adalah tempat belajar bagi
siswa, dan tugas guru sebagian besar terjadi dalam kelas yakni mengajar
siswa dengan menyediakan kondisi belajar yang
optimal. Yang berhubungan dengan bakat dan minatnya. Kondisi belajar yang
optimal dicapai jika guru mampu mengatur siswa dan sarana pengajaran serta
mengendalikanya dalam situasi yang menyenangkan
untuk mencapai tujuan pelajaran.
Peran seorang guru pada pengelolaan kelas sangat penting
khususnya dalam menciptakan suasana pembelajaran yang menarik. Oleh karena
itu secara prinsip guru
memegang dua masalah pokok yaitu pengajaran dan pengelolaan kelas. Peranan guru
dalam menganalisis secara tepat tingkah laku siswa sangat diperlukan agar guru
dapat menangani masalah siswa dengan cara yang tepat, peran guru
pada pada kegiatan belajar siswa sangat menentukan prestasi siswa.
Dan pengertian dari pengelolaan itu
sendiri adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi
belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses
belajar mengajar atau suatu usaha mendesain, mengatur, dan memelihara
lingkungan belajar dalam rangka memberdayakan seluruh sumber daya yang ada
untuk mencapai tujuan tertentu[1].
Dengan kata lain, ialah kegiatan-kegiatan untuk menciptakan dan mempertahankan
kondisi yang optimal bagi terjadi proses belajar mengajar. Yang termasuk
kedalam hal ini adalah, penghentian tingkah laku siswa yang menyelewengkan
perhatian kelas, pemberian hadiah bagi ketepatan waktu penyelesaian tugas oleh
siswa. Pengelolaan kelas yang baik akan melahirkan interaksi belajar mengajar
yang baik pula.
Tujuan dari pengelolaan kelas adalah penyediaan
fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan social,
emosional, dan intelektual dalam kelas. Menurut Arikunto (1988:68) berpendapat
bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah agar setiap siawa di kelas dapat dapat
bekerja dengan tertib sehingga dapat mencapai tujuan yang efektif dan efisien.[2]
Oleh karena itu, di dalam laporan hasil
pengamatan ini, kami sebagai peneliti akan
menjelaskan tentang masalah-masalah di dalam pengelolaan kelas telah ditemukan
selama pengamatan. Ada pun tujuan kami di dalam melakukan pengamatan
pengelolaan kelas ini adalah untuk membantu mengatasi permasalahan-permasalahan
yang ada didalam kelas/masalah penglolaan kelas.
B.
Temuan
Pengamatan
`
Ada beberapa temuan yang sudah saya teliti didalam
kelas dan terdapat beberapa masalah tentang pengelolaan kelas antara lain:
1.
Keadaan ruang
kelasnya terasa panas.
ü Pada
jam kedua hari jum’at tanggal 13 desember 2013 pada pukul 08.40 ruangan terasa
panas hal ini sangat mempengaruhi proses pembelajaran dan permasalahan tersebut
menyebabkan siswa yang berada di dalam kelas kurang nyaman di dalam ruangan
tersebut, hal ini dikarenakan oleh cahaya matahari langsung masuk kedalam kelas,
jendelanya lupa dibuka, dan kipas anginnya lupa dinyalakan.
2.
Ruang kelasnya
sumpek/pengap.
ü Selama
saya mengikuti pelajaran diruangan tersebut, ruangannya terasa sumpek/pengap
dan siswa pun merasakan kepengapan didalam ruang kelas, sehingga kelas tersebut kurang nyaman dan tidak kondusif, hal ini
disebabkan karena ruang kelas sempit
sedangkan siswa yang ada didalamnya banyak.
3.
Penataan ruang
kelas kurang rapi/ tidak teratur penempatannya.
ü Didalam
kelas yang saya teliti tersebut penataan ruangannya tidak teratur/ acak-acakan terutama
penataan kursinya, sehingga siswa duduk berdempetan dan tidak ada jarak satu
sama lain.
4.
Sebagian dari
siswa ada yang rame sendiri dan kurang memperhatikan yang presentasi.
ü Selama
saya meneliti diruangan tersebut ada sebagian siswa yang rame sendiri, dan
bercanda dengan teman sebelahnya, serta kurang memperhatikan temanya yang
presentasi di depan kelas.
5.
Pemakalah tidak
terlalu menguasai meteri tersebut.
ü Ketika
pemakalah menyampaikan tentang materi nya, mereka tidak terlalu menguasai
materi tersebut, sehingga ada sebagian siswa yang belum faham tentang isi
materi yang disampaikan oleh pemakalah.
6.
Pemakalah
suaranya kurang lantang.
ü Pada
waktu mempresentasikan makalahnya, ada salah satu dari pemakalah suaranya kurang
lantang, dan ini akan mempengaruhi siswa yang duduk dibagian belakang agak
kesulitan mendengarkan suara pemakalah didalam menyampikan materi.
7.
Pemakalah kurang
teliti di dalam membuat makalah.
ü Setelah
pemakalah membagikan makalah yang akan dipresentasikan, lalu saya melihat dan
membaca makalah yang dibuat oleh pemakalah ternyata banyak kata-kata yang salah
terutama cara menghitung datanya, sehingga siswa kebingungan dalam memahami
data yang ada didalam makalah tersebut. Hal ini dikarenakan oleh kurang teliti
nya pemakalah didalam membuat makalah.
8.
Ada beberapa
dari siswa yang aktif dan ada juga kurang aktif/ pasif.
ü Setelah
pemakalah selesai menyampaikan materinya, kemudian moderator mempersilahkan
siswa untuk bertanya kepada pemakalah tentang materi yang mereka anggap susah
dan yang belum mereka fahami, dari materi yang telah disampaikan oleh
pemakalah. Setelah saya perhatikan, selama sesi pertanyaan tersebut ada
sebagian siswa yang aktif didalam bertanya dan ada juga siswa yang kurang
aktif/pasif.
9.
Ada siswa yang
mengantuk selama proses pembelajaran berlangsung.
ü Selama
proses pembelajaran berlangsung, saya melihat siswa yang duduk dibagian
belakang ada yang mengantuk dalam mengikuti pelajaran tersebut.
10. Siswa
tidak memperhatikan pelajaran.
ü Selama
proses pembelajaran berlangsung saya melihat ada sebagian siswa yang tidak memperhatikan
pelajaran ketika guru menyampaikan/ menjelaskan tentang materi.
11. Siswa
kurang begitu tertarik dengan pelajaran tersebut.
ü Setelah
saya teliti ternyata siswa kurang begitu tertarik dengan pelajaran tersebut dan
pelajarannya pun membosankan.
12. Sebagian
siswa ada yang masih bingung dalam memahami pelajaran tersebut.
ü Selama
proses pembelajaran berlangsung, saya memperhatikan dengan seksama ada sebagian
dari siswa yang masih bingung dan masih merasa kesulitan memahami pelajaran
tersebut terutama ketika mereka menghitung data.
13. Siswa
salah dalam pengucapan rumus.
ü Selama
proses pembelajaran berlangsung, saya sering sekali mendengar ada beberapa dari
siswa salah ketika mengucapkan rumus,
contohnya: B0 dibaca menjadi “bhe O” sedangkan yang benar dibaca “bhe nol” .
14. Guru
kurang luwes/tegang didalam menjelaskan pelajaran.
ü Di
dalam kelas yang saya teliti dan selama pelajaran berlangsung, siswa kelihatan
sangat bosan ketika mendengarkan penjelasan dari guru dan suasana kelas pun
terasa kering, hal ini disebabkan karena gaya guru didalam menyampaikan materi
terlalu serius dan tegang/kurang luwes.
15. Guru
terlalau cepat dalam menyampaikan materi
ü Selama
mengikuti pelajaran didalam kelas yang saya teliti tersebut, guru terlalu cepat
ketika menerangkannya dan didalam penyampaikan meteri suara guru kurang lantang.
16. Setelah
proses pembelajaran berlangsung guru tidak memberikan evaluasi kepada siswa.
ü Selama
saya mengikuti penelitian kelas dari awal sampai akhir, dan setelah saya tinjau
ternyata di akhir pembelajaran, guru tidak memberikan evaluasi kepada siswa.
C.
Analisis
dan Pembahasan
Berdasarkan
alalisis:
1)
Didalam kelas
tersebut terasa panas dan ruangan kelasnya sumpek, penataan ruang kelas yang
tidak teratur, ini merupakan masalah di dalam pengelolaan kelas. Hal ini sangat
berkaitan dengan kenyamanan siswa didalam proses belajar, maka berdasarkan buku
yang telah saya baca ada beberapa pengaturan tentang kondisi ruangan kelas,
pengaturan tempat duduk, dan pengaturan alat-alat pengajaran yaitu:[3]
a.
Ventilasi dan
tata cahaya
Kondisi-kondisi yang
perlu diperhatikan didalam ruangan kelas yaitu:
ü Adanya
ventilasi yang sesuai dengan ruangan kelas.
ü Sebaiknya
tidak merokok.
ü Pengaturan
cahaya perlu diperhatikan.
ü Cahaya
yang masuk harus cukup.
ü Masuknya
dari arah kiri, jangan berlawanan dengan bagian depan.
b.
Pemeliharaan
kebersihan dan penataan keindahan ruangan kelas
ü Siswa
bergiliran untuk membersihkan kelas.
ü Guru
memeriksa kebersihan kelas dan ketertiban dikelas.
ü Memasang
hiasan dinding yang mempunyai nilai edukatif
ü Merapikan
meja guru dengan memakai taplak meja, vas bunga, dll.
c.
Pengaturan
tempat duduk
Pada prinsipnya, kreteria tempat duduk yang memadai
adalah tempat duduk yang bisa menunjang kegiatan belajar mengajar, yaitu aman
dan nyaman untuk dipergunakan.
2)
Berdasarkan
analisis dan buku yang telah saya baca supaya siswa fokus dan memperhatikan
materi yang disampaikan oleh pengajar/pemakalah, sebaiknya pemakalah harus
menggunakan beberapa metode di dalam pembelajaran yang berkaitan dengan materi
yang akan disampaikan, sehingga dapat menarik siswa ketika mengikuti pelajaran
tersebut. Manfaat menggunakan beberapa metode adalah untuk mencapai tujuan di
dalam pembelajaran.[4]
3)
Jika seorang pengajar/pemakalah
di dalam menerangkan meteri tidak menguasai materinya maka hal ini termasuk
permasalahan di dalam belajar mengajar. Menurut buku yang pernah saya baca,
guru diharapkan memiliki pengetahuan yang luas tentang disiplin ilmu yang harus
diampu untuk ditransfer kepada siswa, dalam hal ini, pengajar/pemakalah harus
menguasi materi yang akan diajarkan.[5] Dan
satu hal yang harus diingat adalah; model apapun yang terapkan, dan jika
pengajar/pemakalah kurang menguasai materi, maka hasil pembelajaran menjadi
tidak efektif .
4)
Berdasarkan
analisa, ketika seorang pemakalah atau seorang pengajar didalam menyampaikan
materi maka harus dengan suara yang lantang atau volume dan intonasi suara guru
dalam proses pembelajaran harus dapat di dengar dengan baik oleh peserta didik,
supaya didalam proses belajar mengajar tersebut dapat berjalan dengan lancar.[6]
5)
Berdasarkan
analisa, dan buku-buku yang telah saya kaji dari beberapa teori yaitu pengelolaan kelas dikatakan sukses/berhasil
apabila adanya interaksi yang dinamis antara siswa dan guru, siswa dan siswa[7],
dan ketika mengikuti pembelajaran semua siswa yang berada didalam kelas
tersebut aktif, suasana kelas yang kondusif/ menyenangkan, inspiratif,
interaktif, menantang, dan inovatif, jadi dengan begitu semua siswa terlibat di
dalam proses pembelajaran, dan satu hal yang paling penting adalah guru selalu
memberi motivasi kepada siswa. Di dalam pemberian motivasi yang tinggi dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa. Motivasi yang tinggi tersebut dapat
ditemukan dalam sifat dan prilaku siswa, antara lain:[8]
ü Adanya
kualitas keterlibatan siswa dalam belajar sangat tinggi.
ü Adanya
perasaan dan keterlibatan afektif siswa yang tinggi dalam belajar.
ü Adanya
upaya siswa untuk senantiasa memelihara atau menjaga agar senantiasa memiliki
motivasi belajar yang tinggi
ü Dengan
pemberian motivasi akan mempermudah keberhasilan siswa.
6)
Berdasarkan
analisis, apabila guru ketika mengajar dalam keadaan tegang, selama mengikuti pelajaran siswa akan merasa bosan
dan pelajaran tersebut sangat tidak menarik bagi mereka, hal ini merupakan
salah satu masalah di dalam pengelolaan kelas. berdasarkan buku yang sudah saya
baca menjelaskan tentang bagaimana cara mengatasi masalah tersebut, adalah:
ü Seorang
guru harus mengetahui dan menguasai beberapa prinsip pengelolaan kelas
diantaranya : Hangat dan Antusias, dalam proses belajar mengajar guru yang
hangat dan akrab dengan siswa, selalu menunjukkan antusias pada tugasnya atau
pada aktivitasnya akan berhasil dalam mengimplementasikan pengelolaan kelas.
Tantangan, penggunaan kata – kata, tindakan, cara kerja atau bahan yang
menantang akan meningkatkan gairah siswa untuk belajar sehingga mengurangi kemungkinan
munculnya tingkah laku yang menyimpang. Bervariasi, penggunaan alat bantu atau
media, gaya mengajar guru, pola interaksi antara guru dan siswa akan mengurangi
munculnya ganggauan, terlebih kevariasian tersebut merupakan kunci untuk
tercapainya pengelolaan kelas yang efektif dan menghindari kejenuhan dan
kebosanan. Keluwesan, tingkah laku guru untuk mengubah strategi mengajarnya
dapat mencegah kemungkinan munculnya gangguan pada siswa, serta menciptakan
iklim belajar mengajar yang efektif sehingga dapat mencegah munculnya gangguan
seperti keributan pada siswa, tidak ada perhatian, tidak mengerjakan tugas, dan
sebagainya.
ü Pengggunaan
humor di dalam kelas bertujuan untuk menghiasi interaksi guru dengan siswa
dalam pembelajaran serta dapat menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan
menyenangkan bagi siswa sehingga mencapai tujuan pengajaran secara efektif dan
efisien . Humor membuat komunikasi menjadi lebih terbuka. Dengan humor kita
dapat menikmati proses kerja yang memerlukan pemikiran serius seperti menilai,
memecahkan masalah, dan mengambil keputusan. Humor dapat menciptakan hubungan guru
dengan siswa menjadi harmonis.
ü Dengan
menggunakan berbagai strategi dan metode tertentu siswa dapat menerima stimulus
dengan memanfaatkan lingkungan sekitar kelas untuk membantu mengejar
prestasinya.
ü Disini
saya menuliskan prinsip-prinsip pengelolaan kelas yang sangat penting untuk
guru, untuk mencapai tujuan didalam pembelajaran antara lain:[9]
Ø Kehangatan
dan keantusiasan
Ø Tantangan
Ø Variasi
Ø Keluwesan
Ø Penekanan
pada hal yang positif
Ø Penanaman
disiplin diri
7)
Berdasarkan
analisis, untuk mengatasi siswa yang kurang faham dengan materi yang telah
sampaikan oleh guru, maka tugas yang harus guru lakukan untuk mengatasi masalah
tersebut adalah mengulang kembali materi dengan penuh kesabaran, karena setiap
siswa memiliki intelegensi yang berbeda-beda. Guru juga harus menyesuaikan
materi pelajaran dengan kecepatan dan kemampuan belajar siswa, agar mencapai
tujuan di dalam pembelajaran. Apabila
seorang guru mendengar siswa ketika salah dalam pengucapan rumus/kata-katanya
maka guru harus segera membenarkannya.
8)
Berdasarkan
analisis dan berdasarkan buku-buku yang telah saya kaji ada beberapa hal yang harus
dilakukan oleh setiap guru diakhir proses pembelajaraan yaitu guru harus memberikan evaluasi,
yang mana evaluasi pembelajaran merupakan proses sistematis untuk memperoleh
informasi tentang ke efektifan proses pembelajaran dalam membantu siswa
mencapai tujuan pengajaran yang optimal dan menetapkan baik buruknya proses
dari kegiatan. Evaluasi merupakan bagian dari PBM yang secara keseluruhan tidak
tidak dapat dipisahkan dari kegiatan mengajar.
Tujuan
utama melakukan evaluasi dalam proses belajar-mengajar adalah untuk menilai
kegiatan yang terjadi di dalam kegiatan pendidikan[10]
dan untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai tingkat pencapaian tujuan
instruksional oleh siswa sehingga dapat diupayakan tindak lanjutnya.[11]
Dan
ada beberapa jenis evaluasi pembelajaran yang dapat dilakukan oleh guru adalah:
Ø Jenis
evaluasi berdasarkan tujuan
Ø Jenis
evaluasi berdasarkan sasaran
Ø Jenis
evaluasi berdasarkan ruang lingkup kegiatan pembelajaran
Ø Jenis
evaluasi berdasarkan objek dan subjek evaluasi
D.
Rekomendasi/Saran
ü Sebaiknya
di dalam melakukan proses pembelajaran guru menggunakan berbagi metode supaya siswa
tertarik dan lebih semangat dalam mengikuti materi pelajaran.
ü Didalam
pengelolaan kelas guru harus menggunakan metode pendekatan agar guru dapat
mengetahui kemampuan siswa dan karekteristik setiap siswa, karena di dalam
belajar siswa mempunyai gaya belajar yang berbeda-beda .
ü Seorang
guru harus mengetahui dan menguasai beberapa prinsip pengelolaan kelas.
ü kemampuan
dan keterampilan guru dalam memilih strategi yang tepat untuk menciptakan suasana
kelas yang menyenangkan serta untuk mencapai tujuan di dalam pembelajaran.
ü Hal
yang terpenting yang harus di ketahui oleh guru adalah:
Ø Selalu
memperhatikan siswa.
Ø Selalu
terbuka dengan siswa.
Ø Selalu
tanggap terhadap keluhan siswa.
Ø Selalu
mau mendengarkan kesulitan belajar siswa.
Ø Selalu
bersedia mendengarkan saran dan kritik dari siswa.
Penjelasan
diatas adalah guru yang disenangi oleh siswa, siswa rindu akan kehadirannya,
siswa senang mendengarkan nasehatnya, siswa merasa aman disisinya, siswa
senang belajar bersamanya, dan siswa
merasakan bahwa dirinya adalah bagian dari diri guru tersebut. Itulah figur guru yang baik. Figur yang demikian biasanya
akan kurang menemui kesulitan dalam mengelola kelas.
[1]. Arif rahman Hakim, Pengertian, Tujuan Dan Manfaat Pengelolaan Kelas.
MPP (slide 4).
[2]
. syaiful Bahri Djamarah,
Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar
( Jakarta: PT. Rineka Cipta,2010) hal, 178.
[3].
Djamarah, Syaiful Bahri. Strategi Belajar Mengajar ( Jakarta:
Rineka Cipta, 1996) hal. 227.
[4]
. Imam musbikin, Guru Yang Menakjubkan ( Jogjakarta: PT. Buku Biru, 2010), hal, 278.
[5] . Suparlan, Guru Sebagai Profesi,(Yogyakarta: PT.Hikayat, 2006), hal 33.
[7]. Nana Sudjana, Dasar-Dasar Belajar Mengajar ( Jakarta:
PT. Sinar Baru Algensindo, 2010), hal,36.
[8] . Sofan Amri, Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam
Kurikulum 2013
( Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya), hal,27.
[9]. Saiful Bahri Djamarah, Strategi Pembelajaran (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2010), hal,183.
[10]. H. Daryanto, Evaluasi Pendidikan ( Jakarta: PT.
Rienika Cipta, 2001), hal, 6.
[11]. Suke Silvarius, Evaluasi hasil Belajar dan Umoan Balik (Jakarta:
PT. Grasindo,1991), hal, 11.
No comments:
Post a Comment