A. Pendahuluan
Kemajuan pendidikan adalah faktor
penting majunya sebuah Negara, sehingga dalam upaya untuk memajukan pendidikan
hampir setiap tahun di adakan perubahan peraturan dalam UAN maupun kurikulum
pendidikan. Berbagai metode telah diterapkan untuk meningkatkan
kualitas pendidikan, namun hasilnya belum memuaskan. Sesungguhnya, pokok
permasalahnnya bukan dari baik buruknya suatu metode yang digunakan akan tetapi
membangun emosi antara pelajar dan pengajar merupakan faktor penting dalam
berhasilnya suatu pembelajaran. Terkadang emosi yang dianggap remeh tersebut akan berdampak besar terhadap kondisi fisik maupun kondisi psikis
setiap pelajar, terutama dalam proses dan berhasilnya pembelajaran. Maka dari itu perlu adanya
kesadaran emosi diri dan pembangunan emosi agar dimasa
yang akan datang para pelajar mampu mengaplikasikan teori belajar dengan Emotional Quality Management yang baik.
B. Pembahasan
1.
Pengertian Emosi
a.
Apa itu Emosi?
Kebanyakan orang ketika mendengar
kata emosi selalu diasumsikan sebagai suatu hal yang negatif. Mereka
menggunakan kata “EMOSI” untuk mengungkapkan suatu perasaan yang buruk.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1994), Emosi didefinisikan sebagai:
1) Luapan
perasaan yang berkembang dan surut dalam waktu yang singkat.
2)
Keadaan dan reaksi psikologis dan fisiologis.
Menurut J.P. Du Preez, seorang EQ Organizational
Konsultan dan Pengajar senior di Potchefstroom University, Afrika Selatan
mengatakan, “emosi adalah suatu reaksi tubuh menghadapi situasi tertentu. Sifat
dan intensitas
emosi hasil persepsi terhadap situasi. Emosi adalah hasil reaksi kognitif
terhadap situasi spesifik.”[1]
Dalam buku Emotional Quality
Management dapat disimpulkan menjadi 3 bagian dalam emosi, yaitu:
a) Persepsi
b) Pengalaman
c) Proses
berfikir
b.
Kecerdasan Emosi
EQ
adalah kemampuan untuk mengetahui apa yang kita dan orang lain rasakan,termasuk
cara tepat untuk menangani masalah.[2]
Dari
pendapat diatas dapat kita tarik kesimpulan dengan memiliki kecerdasan emosi, hubungan dengan orang lain, (teman sejawat, atasan di kantor, guru, orang tua, dll) akan terbina dengan baik.
Dengan memahami perasaan orang lain tidak hanya perasaan diri sendiri sehingga
tidak ada kesalah pahaman. Hidup akan terasa nyaman dan tenang dalam menyikapi
suatu masalah.
c. Manfaat Emosi
Ketika seekor
anjing diganggu oleh segerombolan orang, anjing tersebut akan melakukan suatu perlawanan,
begitu juga dengan seorang wanita yang diganggu oleh segerombolan orang, ia
juga akan melakukan suatu perlawanan.
Reaksi
tersebut berasal dari individu yang ingin mempertahankan diri, tapi emosi
manusia tidak hanya untuk survival saja, namun berkembang. Manfaat Emosi ada 4:[3]
1.
Energizer ( Pembangkit Energi )
Emosi memberikan kegairahan dalam kehidupan manusia,
ketika kita mendapat pujian, diterima baik di lingkungan tinggal, kita akan
bersemangat menjalani hidup namun ketika kita lagi jengkel atau be-te, kita
akan kehilangan semangat dalam diri.
2. Messenger (
Pembawa Pesan )
Sebagai contoh, ketika Dosen kita
memasuki ruangan dengan wajah yang cemberut, kita tidak akan membuat lelucon
yang sembarangan. Kita tidak harus diberitahu, karena dengan cirri-ciri fisik
tersebut, emosi kita sudah mengirim pesan untuk tidak mengganggu Dosen
tersebut.
2.
Reinforcer ( Penguat Pesan )
Ketika teman
kita mendapatkan suatu kebahagiaan, kita tidak hanya tersenyum ikut bahagia,
namun jika kita memberikan ucapan atau berjabat tangan, akan lebih memperkuat
pesan atau perasaan yang kita rasakan.
3. Balancer ( Penyeimbang Kehidupan )
Ketika kita sedih, kita akan
menangis, dengan menangis kita akan lega, begitu juga ketika kita melihat
sesuatu yang lucu, kita akan tertawa yang memberikan rasa lega.
2. Macam-macam Kecerdasan Emosi
Menurut
buku yang ditulis oleh Rusdin S. Rauf [4] ada dua macam emosi yang terdapat dalam jiwa
manusia, yaitu :
1) Emosi
positif ( Emosi Karimah )
Emosi yang ada
pada dasarnya berkaitan erat dengan hati, ketika hati kita baik, lembut maka
yang terjadi adalah emosi positif yang ada pada diri kita dalam menjalani hidup
ini.
2) Emosi negatif ( Emosi Madzmumah )
Emosi negatif adalah emosi yang
selalu memperturutkan nafsu semata
(kesenangan sesaat ). Ia tidak akan berpikir, akibat-akibat apa yang terjadi
untuk dikemudian harinya. Ketika kita hanya memperturutkan nafsu akan berdampak
pada keruhnya hati.
3. Problematika Emosi
a) Pentingnya
Emosi di Kelas
Emosi merupakan suatu hal yang
sering terlupakan. Di dalam sebuah kelas, seorang Guru dan Dosen harus
menggunakan emosi agar hubungan dengan siswanya menjadi nyaman. Begitu juga
dengan siswanya harus mengembangkan emosi sehingga hubungan emosi di dalam
sebuah kelas menjadi nyaman dan proses belajar mengajar pun semakin mudah dan
efektif.
b) Bagaimana
ESQ berperan dalam pembelajaran
Ketika
seorang siswa mampu mengendalikan emosi dan perasaannya, ia akan lebih mudah
menerima suatu pelajaran. Begitu juga saat ia menerima suatu pekerjaan ( tugas ), ia akan menganggap itu
memang sudah mejadi kewajibannya, ia tidak akan mengeluh, bahkan sebaliknya, ia
akan menjadi semakin bersemangat untuk mengerjakannya.
4.
Tipe–tipe manusia
Ada tiga tipe manusia saat menghadapi suatu masalah, yaitu:[5]
a) Tipe
wortel
Sebagai ilustrasi, ketika wortel dimasukkan dalam bejana yang terisi air
mendidih, beberapa saat kemudian,wortel berubah menjadi lunak dan lembut,
padahal saat awal dimasukkan wortel tersebut keras. Manusia ketika belum menghadapi
suatu masalah, ia tampak kuat. Namun setelah ia ditempa oleh suatu masalah, ia
menjadi lemah.
b) Tipe telur
Ketikla telur dimasukkan dalaam air yang mendidih, lama kelamaan ia
menjadi telur yang keras. Tipe manusia yang seperti ini awalnya tampak lemah,
namun ketika ia menghadapi suatu masalah, ia menjadi kuat.
c) Tipe kopi
Tipe kopi inilah yang seharusnya dimiliki
oleh masing–masing individu. Dimana ketika kopi dimasukkan, ia bewarna
hitam.Dan beberapa saat kemudian, ia teap menjadi hitam bahkan semakin pekat
dan menunjukkan kualitasnya. Manusia seperti ini akan selalu siap dalam segala
kondisi yang sedang ia hadapi.
5.
Menumbuhkan Kecerdasar Emosi
Lima
aspek penting untuk menumbuhkan kecerdasan emosi menurut Salevey dan Mayer
(1990) pengembangan konsep EQ.[6] Kecerdasan Diri Mampu
mengenali perasaan dan karakter yang dimiliki diri sendiri.
a) Mengelola
Emosi
Kemampuan mengelola emosi baik dan
buruk agar semua menjadi suatu hal yang menyenangkan sehingga dengan mudah
menemukan solusi dan pelajaran dalam setiap pelajaran.
b) Memotivasi
Diri Sendiri
Dibutuhkan supply semangat dalam
diri sendiri agar apa yang menjadi tujuan pribadi tercapai.
c) Empati
Kemampuan mengelola sensifitas,
mampu menghargai orang lain sehingga hubungan sosial terbentuk dengan baik.
d) Menjaga
Relasi
Kemampuan
menjaga interpersonal. Seperti
halnya Solevey dan Mayer, Daniel Goleman menyebut 5 faktor penting yang disebut
5 dimensi.[7]
a) Penyadaran
diri
b) Mengelola
emosi
c) Motivasi
diri
d) Empati
e) Keterampilan
social
6. Mengelola Emosi Negatif
Untuk
mengelola emosi negative, diperlukan rasa cinta pada diri sendiri. Katakana
bahwa anda mencintai diri anda sendiri. “ Kecintaan diri yang tidak berlebihan
melahirkan sikap percaya diri. Percaya diri membantu pada proses pengendalian
emosi. Biasanya, pengendalian diri yang baik, memberikan pelatihan emosi
positif setiap orang. Oleh sebab itu, kita butuh rasa cinta dalam diri,
kemudian mulai merasakan kepercayaan diri.[8]
Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Abi
Ad-Dunya, Syidad bin Aus menegaskan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda : “orang
cerdik (cerdas) adalah orang yang dapat
mengendalikan dirinya ( mengendalikan
emosi negatif ) dan beramal sebagai persiapan untuk masa setelah kematian. Sementara, orang lemah adalah orang
yang menundukkan dirinya pada hawa nafsu ( tidak dapat mengendalikan emosi negatifnya )
tetapi berharap kepada Allah.”
Telah
jelas, salah satu diantara cara untuk mengendalikan diri adalah dengan ingat
akan kematian. Orang yang ingat mati, ia akan selalu berhati-hati dalam setiap
tindakan serta ucapannya.
7. Melatih
Kekuatan Emosi Untuk Menghadapi Tantangan
Pada
dasarnya, semua orang tidak menginginkan adanya suatu hal yang buruk yang akan
terjadi pada dirinya. Namun, tidak semua hal akan berjalan mulus sesuai dengan
harapan kita. Dalam kondisi yang seperti itu kita harus mempersiapkan diri
untuk menghadapi hal di luar yang telah kita rencanakan. Ada enam langkah untuk
penguatan emosi.[9]
Tiga langkah pertama disebut clarifying dan tiga langkah selanjutnya disebut strengthing.
Langkah – langkah
tersebut adalah sebagai berikut:
1) Pastikan
kita mampu melihat fakta
Saat
kita sedang kritis atau tertekan, kita sering lupa untuk berpikir jernih dan
membedakan antara fakta atau hanya suatu persepsi diri kita saja yang sedang
kita alami. Ketika kita sedang mengalami hal yang demikian, kita harus bisa
menjernihkan pikiran dan memahami betul apa yang terjadi. Jadi kita
tidak hanya melihat secara subyektif.
2) Self Talk
Katakan pada diri anda sendiri
dengan kebenaran yang sedang anda hadapi, dengan demikian anda tidak akan
merasa terbebani dari kejujuran yang anda katakan pada
diri sendiri. Biasakanlah jujur pada diri sendiri sebelum anda jujur
pada orang lain.
3) Uji
ulang
Setelah kita
mengatakan hal yang sebenarnya terjadi, kita
perlu mengadakan uji ulang mengenai apa yang kita bicarakan pada diri sendiri
agar kita menemukan inspirasi atau motivasi diri untuk mengambil suatu tindakan
yang benar – benar sesuai dengan keadaan kita. Jadi bertfikirlah berulang-
ulang sebelum anda memutuskan suatu masalah.
4) Cari
jalan
Ketika kita dihadapkan oleh sesuatu hal yang sulit
diselesaikan,
otak kita dituntut untuk berpikir secara kritis dan obyektifi. Mencari solusi
hendaknya selalu mempertimbangkan dan memikirkannya secara berulang- ulang.
5) Action
plan
Saat sudah mendapat solusi, kerjakan
rencana atau jalan keluar yang telah kita dapatkan tersebut.
6) Afirmasi
Diri
Penguatan diri diperlukan, keyakinan
bahwa apa yang kita ambil dan kita putuskan merupakan suatu hal yang benar dan
harus dilakukan dengan rasa optimis dan semaksimal mungkin serta bertanggung jawab keputusan yang kita ambil
tersebut.
C. Penutup
Dari pembahasan
diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pembentukan emosi khususnya dalam proses
belajar mengajar sangat penting. Sehingga hubungan emosi antara siswa dan
pengajar sangat diperlukan. Jika dalam proses belajar mengajar terdapat suatu
hubungan emosi maka suasana akan terkendali, begitu juga para siswa akan lebih
mudah menerima pelajaran yang disampaikan. Dalam pembahasan diatas juga dibahas
macam- macam emosi manusia dan cara pengolahannya, juga tipe–tipe manusia, hal
tersebut akan membantu kita memahami berbagai karakter manusia.Sehingga
mempermudah kita dalam membangun emosi dengan orang lain.
Daftar pustaka
Martin, Anthony Dio. Emotional Quality
Management. Jakarta: HR Excelency, 2003.
Rauf, SR. Smart Heart. Jogjakarta: Diva Press, 2008
No comments:
Post a Comment